Memintal Doa
-Nur SoffiatiPada angin, hanya pada angin aku mengadu kini
Sebab, yang bernama rindu tengah membabi
buta menyerangku
Serupa berkompi-kompi tentara bersenjata
lengkap yang tengah menghadapi satu musuh
terakhir, dan ia harus mati saat itu
juga. Betapa tersiksanya aku dalam
ketakberdayaan
mengenang segala tentangmu, peluk ciuman
dan anak keturunan yang lahir dari cinta kasih
Ada yang luput kalkulasi saat merindu
mendera, menggila dalam ngungun lamunan
: hanya dengan memintal doa, semua aku
pasrahkan
Aku tulis sajak ini dengan penuh
kecemburuan, atas jarak yang sungsang
Apakah aku perlu meronta, sementara jarak
juga membakarmu di tanah jauh
Tanah yang basah, kunang-kunang
dikepalaku yang kian bertambah,
memperjelas warna
dukaku
Jarak membuat usia merangkak mundur
dan logika makin liang terkubur
Tapi pengertian selalu jadi penghibur
Menjadikanku selalu kembali pada rumah
kita yang cahaya
Rumah yang telah kita bangun dari beribu
harap dan doa
Yogya, 11 Oktober 2016
Secangkir Teh Tubruk
Di rimbunnya pandang matamu kita telahBersedia kelak menjadi jelaga
Pada cangkir-cangkir keramik berisi teh tubruk
Kau dan aku kini berenang di air keruh keadaan
Telah lama daun-daun didaulat menjadi
penimbul, diseduh diambil
sarinya untuk diminum para raja, pertapa
bahkan pujangga peliharaan
2016
Bubuk Kopi
Bubuk kopi yang diseduh tanpa gula telahmengendap
Harumnya lunas menguap bersama ingatan
tentang kau
Yang lindap dalam gelap
Dulu, aku tanam biji kopi di ladang dadamu
yang subur
Menyiramnya dengan air mata yang aku
kumpulkan setiap berpisah dengan sepi
Memberi pupuk dengan sari keringat yang
muncul dari dahi
Hingga biji kopi itu tumbuh rimbun,
melahirkan biji baru yang tambuh
Namun kita hanya akan memanennya
setelah memeram rindu
“Jika piatu, seduh bubuk kopi
tanpa gula tanpa ragu, maka aku akan menyatu”
bisiknya.
2016
Hendrik Efriyadi, lahir pada 1 Februari 1994
di Banjarnegara. Mulai tahun 2016 ia tercatat
sebagai mahasiswa Pascasarjana Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY). Menjadi santri di
Jejak Imaji. Tulisannya telah tayang di berbagai
media.
Rujukan:
[1] Disalin dari karya Hendrik Efriyadi
[2] Pernah tersiar di surat kabar "Media Indonesia" edisi Minggu, 16 Oktober 2016
0 Response to "Memintal Doa - Secangkir Teh Tubruk - Bubuk Kopi "
Post a Comment